Monday, February 22, 2010

Publikasi sebagai bentuk ekpresi diri

"Semakin banyak orang narsis di dunia ini." Begitukah? Pernyataan singkat itu mungkin bisa membuat orang tersenyum mendengarnya atau justru marah. Entah apa arti senyum itu, mungkin membenarkan dalam hati. Marah mungkin jika merasa tersindir karena dianggap narsis.

Kalau kita cermati, semakin banyak layanan terhubung (online) yang tergolong dalam jejaring sosial (social network). Sebutlah Frindster, Hi5, Facebook, Twitter, dan lain-lain yang memang ditujukan untuk membangun jejaring sosial. Beberapa waktu lalu Google memberikan layanan baru yaitu Google Buzz yang memungkinkan untuk saling berbagi konten bahkan dengan cara mengintegrasikan berbagai situs yang Anda gunakan seperti Twitter, Picasa, Flickr, dan Google Pustaka.

Lantas apa hubungannya dengan narsis? Jawabannya bisa panjang maupun pendek. Intinya kita bisa menggunakan segala sesuatu sesuai peruntukkannya maupun tidak. Adakalanya bentuk ekspresi diri yang diungkapkan lewat layanan-layanan seperti itu, dengan sengaja atau tidak, menjadi ajang pamer mulai dari keindahan tubuh, pencapaian, harta, dan lain-lain.

Tidak salah memang jika kita melakukan publikasi diri selama dilakukan dengan cara yang tepat. Kita mungkin tidak termasuk selebritas yang dipublikasikan oleh orang atau pihak lain meski tanpa kita minta. Jadi wajarlah kalau kita memanfaatkan sarana publikasi yang bisa kita manfaatkan bahkan dengan layanan gratis. Mengapa tidak?

Publikasi itu penting. Seorang ahli sekalipun tidak akan diketahui khalayak sebagai seorang ahli tanpa publikasi. Orang-orang menjadi terkenal karena publikasi. Jika kita ingin dikenal masyarakat maka kita harus melakukan publikasi. Tinggal lagi kita ingin dikenal sebagai apa dan bagaimana kita akan mempublikasikan diri kita.

No comments: