Sunday, June 23, 2019

HIPOKRIT

Malam bergulir ke dini hari
Gemerincing hujan seakan bernyanyi
Dunia terasa hening tak bertepi

Jemariku meski tak lentik menari


Tafakur aku dalam sebuah rasa
Kilau kilat bak lampu raksasa
Gelegar petir berteriak sangar
Sirna lenaku bertukar gusar

Kuatur nada dawai gitarku
Dentingan bergilir berlalu
Seribu dua puluh satu petikan
Jemariku semakin liar tak tertahan


Hening telah terbelah parauku
Seiring detik semakin sendu
Ujarkan keluhan akan fenomena
Tak terkira bila akan berlalunya


Jubah putihmu berkelebat melintas
Janggut panjangmu terurai kemas
Namun ujaranmu tak pernah merdu
Juga tatapmu tak sejukkan kalbu